Sunan Gunun Jati VS Fatahillah

Jadi dalam post ini gue bakalan nge share fact yang gaje menurut gue tapi penting banget bagi para sejarawan.

Post tugas kali ini Cuma berinti “mereka sama apa engga’ so check it out

 

Sunan-Gunung-Jati

Fakta – Fakta

 

  • Husein Djajadiningrat tahun 1913 yang

Menyatakan bahwa Sunan Gunung Jati, Syarif Hidayatullah, Fatahillah, Faletehan adalah nama  atau sebutan untuk satu orang yang sama.

 

  • Sunan Gunung Jati adalah seorang Ulama Besar dan Muballigh yang lahir turun-temurun dari para Ulama keturunan cucu Nabi Muhammad SAW, Imam Husayn. Nama asli SGJ adalah Syarif Hidayatullah putra Syarif Abdullah putra Nurul Alam putra Jamaluddin Akbar. Jamaluddin Akbar adalah Musafir besar dari Gujarat, India yang memimpin putra-putra dan cucu-cucu nya berdakwah ke Asia Tenggara, dengan Campa (pinggir delta Mekong, Kampuchea sekarang) sebagai markas besar. salah satu putra Syekh Jamaluddin Akbar (lebih dikenal sebagai Syekh Maulana Akbar,SMA) adalah Syekh Ibrahim Akbar (ayahanda Sunan Ampel). Bakat keruhaniyan dan kepemimpinan SMA tampak jelas turun ke dalam diri Sunan Gunung Jati. Sehingga bagi kaum Sufi beliau ( Sunan Gunung Jati ) adalah pemimpin spiritual hingga kini untuk wilayah nusantara, sedangkan bagi sejarawan Sunan Gunung Jati adalah peletak dasar Kesultanan Cirebon dan Banten. Fatahillah adalah seorang Panglima Pasai, bernama Fadhlulah Khan (F Kh), orang Portugis melafalkannya sebagai Falthehan. Ketika Pasai dan Malaka direbut Portugis,beliau hijrah ke tanah Jawa untuk memperkuat armada kesultanan-kesultanan Islam di Jawa (Demak, Cirebon dan Banten) setelah gugurnya Raden Abdul Qadir bin Yunus (Pati Unus, menantu Raden Patah Sultan Demak pertama). Menurut Saleh Danasasmita sejarawan Sunda yang menulis sejarah Pajajaran dalam bab Surawisesa, Fadhlullah Khan masih berkerabat dengan Walisongo karena kakek buyut beliau Zainal Alam Barakat adalah adik dari Nurul Alam Amin (kakek Sunan Gunung Jati) dan kakak dari Ibrahim Zainal Akbar (ayahanda Sunan Ampel) yang semuanya adalah putra-putra Syekh Maulana Akbar dari Gujarat,India.

Disini ada 2 kemungkinan bahwa Fatahillah berasal dari Pasai

  1. Beliau sudah menjadi anak buah Pati Unus dan bergabung dengan pelarian Malaka ketika Pati Unus memimpin armada Islam tanah Jawa menyerang Malaka 1513 dan 1521, tetapi beliau termasuk yang selamat dalam perang besar 1521 (seperti Raden Abdullah putra Pati Unus), setelah Armada Gabungan kembali ke tanah Jawa diangkat menjadi pengganti Pati Unus sebagai Panglima Armada Islam Gabungan tanah Jawa dan dinikahkan oleh Sunan gunung jati dengan putri beliau, Ratu Ayu janda Pati Unus untuk memperkuat kekerabatan
  2. beliau tidak ikut perang Malaka 1513 & 1521, tapi sudah hijrah lebih dulu ke tanah Jawa setelah jatuhnya Pasai 1512, 9 tahun kemudian diangkat oleh Sunan Gunung Jati menggantikan Pati Unus yang gugur setelah dinikahkan dengan Ratu Ayu, putri Sunan Gunung Jati yang ditinggal Pati Unus.

 

  • Edi S.Ekadjati dalam Seminar Sejarah Jawa Barat di Sumedang tanggal 21-23 Maret 1974

Makam kedua tokoh itu sama-sama ditempatkan secara berdekatan di Pasir Jati Bukit Sembung Cirebon. Sunan GUnung Jati wafat tahun 1568 sedangkan Fatahillah wafat tahun 1570.

Hal ini juga di diperkuat dengan Carita Purwaka Caruban Nagari yang berisi tentang Sunan Gunung Jati. Disana dijelaskan bahwa silsilah Sunan Gunung Jati yaitu bahwa Nya Subanglarang ibu dari Nyai Lara Santang, nenek Sunan Gunung Jati adalah putri dari Ki Gede Tapa. Ratu Singapura dan penguasa pelabuhan Muara Jati. Nya Subang Larang lahir tahun 1404 dan menikah tahun 1422, kemudian dari pernikahannya lahir putri Nyai Lara Santang pada tahun 1426. Nyai Lara Santang menikah dengan Sultan Mahmud ari Mesir. Dari pernikahannya itu lahirlah Syarif Hidayatullah pada tahun 1448. Sultan Mahmud masih merupakanketurunan dari Nabi Muhammad s.a.w dan Syarif Hidayaatullah merupakanketurunan yang ke 22. Jika dihitung dari masa hidup Rosulullah jangka waktunya mencapai jarak 800 tahun. Karena Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati merupakan keturunan sultan, beliau berhak menggantikan ayahnya. Namun hal itu ditolaknya karena beliau lebih senang menjadi mubalig di tanah Jawa yaitu di Tanah Sunda sebagai tanah leluhurnya. Setelah mengembara di Pasai, SUnan Gunung Jati datang ke Banten. Islam berkembang pesat di Banten berkat usaha dakwah dari SUnan Ngampel yang berpusat di Surabaya. Kemudian beliau berguru kepada Sunan Ngampel. Setelah menjadi santri Sunan Ngampel, beliau menetap untuk menyebarkan ISlam di Cirebon dan wafat tahun 1470 dan bergelar Maulana Jati atau Syech Jati atau Sunan Gunung Jati.

Sedangkan Fatahillah lahir di Pasai tahun 1490.Ayahnya bernama Maulana Mahdar Ibrahim dari Guzarat sehingga   Fatahillah  bergelar Fahillah Khan al Pasai Ibnu Maulana Mahdar Ibrahim Alguzarat. Dalam berita Portugis Fatahillah disebut Tagaril yang merupakan sebutan dari Fahrillah yang artinya kemenangan dari Allah. Demikianlah kisah dua tokoh penting dalam sejarah perkembangan Islam di bumi Nusantara

  •                Fatahillah yang biasa disebut Faletehan atau Kyai Fathullah adalah seorang ulama dari Pasai Aceh. Ketika Pasai dan Malaka direbut Portugis, ia hijrah ke tanah Jawa untuk memperkuat armada kesultanan-kesultanan Islam di Jawa (Demak, Cirebon dan Banten) setelah gugurnya Raden Abdul Qadir bin Yunus (Pati Unus, menantu Raden Patah Sultan Demak pertama). Sekitar tahun 1525 ia ke Jepara dan menikah dengan Nyai Ratu Pembayun (adik Sultan Trenggana dari Demak). Ia kemudian diangkat Raden Patah sebagai panglima pasukan Demak yang berangkat ke Sunda Kelapa bersama pasukan Cirebon menghadapi Portugis untuk mempertahankan pelabuhan Sunda Kelapa. Kemudian beliau bersama pasukannya menaklukkan daerah Banten dan Sunda Kalapa. Setelah kemenangan itu dan juga setelah Sultan Trenggana meninggal, Ratu Ayu yang merupakan putri Syarif Hidayatullah menikah dengan Fatahillah (Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual terbitan Kompas). Jadi bisa dikatakan Fatahillah merupakan menantu dari Syarif Hidayatullah.Pada akhir 1990-an, Sultan Sepuh Cirebon pun mengkonfirmasikan perbedaan dua tokoh ini dengan menunjukkan bukti dua buah makam yang berbeda. Syarif Hidayatullah yang bergelar Sunan Gunung Jati sebenarnya dimakamkan di Gunung Sembung (di kompleks makamnya, tertulis bahwa ia wafat tahun 1568), sementara Fatahillah (yang menjadi menantu beliau dan Panglima Perang pengganti Pati Unus) dimakamkan di Gunung Jati (tertulis di makamnya bahwa beliau wafat tahun 1570.

 

 

Nah jadi menurut gue ini mereka adalah orang yang berbeda apalagi pas udah liat dari tabel kayak gini

 

SUNAN GUNUNG JATI Fatahilah
Terlahir dengan nama Syarif Hidayatullah Terlahir dengan nama Maulana Fadhillah
Lahir di Mesir/Champa tahun 1448 Lahir di Pasai tahun 1471
Putra Syarif Abdullah/sultan Mesir/Champa Putra Mahdar Ibrahim ( Mufti kesultanan Pasai )
Anggota majelis Walisongo generasi ke 3, 4 dan 5 Anggota majelis Walisongo generasi 4, 5 dan 6
Berusia 120 tahun Berusia 99 tahun
Bergelar Kanjeng Sunan Jati Purbo Panetep Panotogomo Auliya Alloh Kutubid Jaman Khalifatur Rosululloh, SAW Bergelar Laksamana Khoja Hasan/Fatahillah/Tubagus Pasai/Wong Agung Pasai/Sunan Gunung Jati II

 

Tapi mereka tetep ada kekerabatan ko ( not friend zone or any damn zone ) tapi mereka adalah mertua ( Sunan Gunung Jati ) dan menantu ( Fallatehan )

 

~source~

https://id.wikipedia.org/wiki/Fatahillah

http://unes36.blogspot.co.id/2013/01/sunan-gunung-jati-dan-fatahillah.html

http://wahyu-nurivile.blogspot.co.id/2009/06/persamaan-antara-sunan-gunung-jati-dan.html

Leave a comment